Dua remaja Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, Jauhari (17) dan Syarifuddin (15) tewas dalam perjalanan ke puskesmas setelah disambar petir saat kawasan itu dilanda hujan lebat disertai guntur, Rabu (16/4/2014) pukul 18.00 WIB. Keduanya diyakini sedang berkomunikasi menggunakan telepon selular (HP) saat disambar halilintar.
Kedua korban berstatus siswa SMA dan berasal dari desa yang sama, Gampong Blang Masjid, Kecamatan Beutong, Nagan Raya. Kedua sahabat itu ditemukan dalam kondisi kritis dan badan menghitam disambar petir pada sebuah gubuk persawahan di kawasan itu. Tak jauh dari mereka ditemukan dua unit HP yang terlepas dari tangan kedua korban.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Serambi (Tribunnews.com Network) dari berbagai sumber dan aparat kepolisian, sebelum meninggal disambar petir, kedua korban baru saja membantu orang tuanya masing-masing menggarap sawah. Mereka istirahat dan berteduh ke gubuk di tengah sawah karena tiba-tiba turun hujan lebat disertai petir.
Saksi-saksi meyakini keduanya menggenggam HP sambil berkomunikasi dengan lawan bicaranya masing-masing justru pada saat bersamaan petir menyambar kawasan itu. Dari sekian kali petir, diyakini ada satu kali yang langsung menyambar mereka karena di genggaman masing-masing ada logam berbentuk HP yang sedang online.
Kedua siswa itu tergeletak di lantai gubuk dalam kondisi badan menghitam, Warga yang melihat korban kedua rubuh bersamaan langsung berusaha memberikan pertolongan. Keduanya dilarikan secepatnya ke Puskesmas Beutong di Ulee Jalan dengan harapan nyawanya bisa tertolong.
Tapi takdir berkata lain, Jauhari dan Syarifuddin mengembuskan napas terakhir justru masih dalam perjalanan menuju puskesmas. Saat diperiksa petugas medis di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Puskesmas Beutong, keduanya ternyata sudah tak lagi bernyawa.
Isak tangis keluarga kedua korban pun membahana karena tak menyangka kedua remaja tersebut pergi begitu cepat. Padahal mereka baru saja menolong orang tuanya menggarap sawah.
Hingga tadi malam jasad keduanya masih disemayamkan di kediaman orang tuanya masing-masing dan hingga pukul 19.30 WIB tadi malam belum dimakamkan.
Kapolres Nagan Raya, AKBP Gunawan Eko Susilo SIK melalui Kapolsek Beutong, Ipda Banta Amat yang dikonfirmasi Serambi tadi malam mengakui adanya insiden tersebut.
“Korban meninggal diduga kuat akibat disambar petir saat hujan lebat terjadi.
Saat kejadian mereka berada di gubuk tengah sawah dan masing-masing punya HP,” katanya sembari mengingatkan bahwa HP merupakan alat penghantar listrik (termasuk petir sebagai listrik alam). Maka sebaiknya jangan digunakan pada saat terjadi petir.
Ipda Banta Amat mengakui, kejadian itu membuat masyarakat sekitar geger.
“Jasad kedua korban hingga tadi malam masih disemayamkan di rumah masing-masing orang tuanya,” kata Kapolsek Beutong, Ipda Banta Amat. (edi) TRIBUNNEWS.COM, SUKA MAKMUE
Apa yang harus kita perbuat saat bagai petir menggila sedang posisi kita ada di tanah lapang dan terbuka.
Terus berjalan dan berhujan hujan ria atau Mencari tempat berteduh.
Kita harus paham bahwa petir akan condong menghantam tempat yang lebih tinggi dari daerah sekitar .
Petir memiliki sifat hantaran sebagaimana listrik , mengalir dengan mudah di konduktor logam dan bisa juga melalui media yang basah.
Tulisan Terkait