Perlawanan Sengit Pesawat lawan Badai petir

Masa lalu sering terjadi insiden jatuhnya pesawat banyak korban tewas dalam jatuhnya penerbangan akibat badai petir, seperti halnya pesawat boeing 737 yang tersambar petir tepat di tangki penyimpanan bahan bakar, pesawat tersebut terbakar dan menewaskan 81 jiwa hal serupa juga pernah dialami oleh maskapai penerbangan Negara Iran.

Awan badai yang biasanya berada ditengah lautan begitu pekat dan cenderung menyimpan muatan petir dan turbulensi, tentunya semua pilot sedapat mungkin menghindar dari hal itu. Bayangkan bila kemudian pesawat masuk kedalam awan dan tersambar petir dengan kekuatan yang cukup besar maka aliran listrik akan menyebar kesemua bagian pesawat, belum lagi aliran medan elektro magnetic yang merambat, berpotensi merusak peralatan dalam pesawat.

Dari kejadian tragis tersebut upaya mengurangi resiko korban jiwa terus dilakukan inovasi dan penelitian terus dikembangkan, usaha keras dan perlawanan menghindari resiko bahaya badai petir sampai akhirnya ditemukan sebuah system perlindungan pesawat terbang yang terbukti efektif meredam dan membuang energi dari sambaran petir.

Static Discharge atau juga disebut “Sirip Statik” atau boleh dikata penangkal petir pesawat sebuah system anti petir pada pesawat terbang di fungsikan membuang aliran listrik ke udara dan dapat meredam aliran kejut listrik petir sampai 3000 ampere.

Dengan system ini komponen pada pesawat akan juga aman akan tetapi aman yg dimaksud belum sepenuhnya aman 100% paling tidak banyak menguragi resiko sambarn petir. Sistem Sirip Statik adalah bentuk-bentuk runcing kecil dan sederhana terbuat dari metal yang tangguh di letakkan di ujung ujung bagian pesawat, Sayap, ekor, mocong, lambung.

Peletakan peralatan ini tidak lain agar energi petir terpusat pada ujung ini saat menyambar kembali ke obyek bumi, dengan tujuan tidak ada hambatan di badan pesawat, atau pesawat berfungsi sebagai media penyalur energi petir saja.

Pesawat-pesawat modern telah dilengkapi dengan struktur penangkal petir pesawat yang disebut Sirip Static tersebut. Bila anda bepergian menaiki pesawat maka anda akan melihat alat tersebut, mirip sebuah batangan kawat lancip yang berada pada moncong dan sayap.

Pesawat terbang jadi aman dengan adanya perlindungan tersebut. Petir bukan lagi menjadi ancaman disebuah penerbangan, setiap saat maskapai penerbangan tetap menerbangkan pesawatnya meskipun cuaca tampak gelap dan banyak terjadi badai petir.

Jadilah kini sambaran petir hampir tidak pernah menyebabkan kecelakaan. Anda tidak perlu khawatir dan ragu lagi untuk bepergian menggunakan pesawat terbang, Karena pesawat terbang merupakan transportasi teraman didunia. Petir yang mengenai badan pesawat cuma mengakibatkan guncangan kecil saja.

Saat ini turbulensi atau hempasan angin berputar selama badai petir menjadi kerja keras pilot menghindarinya, turbulensi sangat diwaspadai karena bisa bisa pesawat kehilangan keseimbangan sebagaimana salah satu maskapai pesawat indonesia, kebablasan saat turun dan terjadi kecelakaan.

Turbulensi juga terjadi yang dihasilkan pesawat itu sendiri atau dinamakan Wake turbulence yang di hasilkan oleh sayap pesawat.

Perihal ini juga perlu diwaspadai untuk pesawat yang terbang dibelakang hampir berdekatan tempat dan waktunya. Akan tetapi hal itu tidak terlalu berbahaya, mungkin menyebabkan kurangnya kenyamanan penumpang saja, bayangkan bila secara tiba tiba pesawat menghentak anjlok, perut anda bagai dikocok bagai botol minuman bersoda isi perut seakan dipaksa keluar, untuk itulah system anti mual terus dikembangkan untuk kenikmatan penumpang dalam perjalanan.

Pada pokoknya kenyamanan penumpang yang terpengaruh bila mengadakan perjalanan pesawat di cuaca buruk, bukan lagi keselamatan pesawat. Kecelakaan pesawat gara-gara putaran udara / turbulensi ini, menurut dia, sangat jarang sekalipun untuk kasus sayap patah dan bengkok sudah melalui uji bengkok dengan gaya yang 50 persen lebih kuat untuk bisa dihasilkan sebuah badai petir.

Sistem lainnya untuk mendeteksi dan merespons turbulensi juga mengalami perbaikan.

Perancang bangun pesawat telah meminimalkan efek mual yang bisa dialami penumpang gara-gara pesawat yang Anjlok tiba-tiba.

Kalaupun terjadi hentakan Anjlok, itu cuma 15 meter, tidak sampai ratusan meter. “Orang-orang salah kalau menganggap turbulensi sesuatu yang tidak normal atau berbahaya,”