Halilintar dan petir menyebabkan Kerugian kerugian material maupun korban jiwa sudah tidak dapat dihitung lagi berapa besarnya, bisa di akumulasikan kerugian tersebut mencapai milyaran dolar seluruh penjuru dunia oleh petir, di USA petir merupakan bagian dari penghabis anggaran negara, kerusakan merata mulai dari telekomunikasi, infrastruktur bahkan korban jiwa.

Penangkal petir gedung pencakar langit telah dipasang dimana mana untuk meminimalkan kerugian yang ada, akan tetapi intensitas petir yang tinggi seakan mengurangi fungsi penangkal petir itu sendiri.

halilintar sebabkan terbakarnya tanker

Baru baru saja juga terjadi sebuah ledakan yang begitu dasyat yaitu sebuah ledakan yang mengguncangkan Pulau Labuan laut China Selatan, bagaimana tidak sebuah kapal tangker milik negeri jiran Malaysia tepatnya perusahaan PETRONAS meledak secara explosif di terminal metanol.

Kapal dengan angkutan 38.000 ton minyak sawit tersebut meledak dengan keras sekali, tangker tersebut terbakar dengan hebat api menjilat diseluruh kapal mulai dari haluan sampai buritan hangus terbakar bisa dibilang hampir 85 persennya kapal hangus, asap semerbak mengepul hitam dari kapal tersebut dugaan keras kebakaran  tersebut dikarenakan halilintar atau petir yang menyambar tangker. Karena tepat saat kejadian badai hujan dan petir menghajar tempat tersebut, dikabarkan pula bahwa korban tewas akibat kejadian musibah itu adalah 3 orang dan 1 orang dinyatakan hilang.

Kapal-Tanker
Lautan luas adalah tempat srategis untuk petir menyambar , sebuah pendapat yang agak keliru bila dikatan kapal atau perahu tidak akan  tersambar petir memang  pada kenyataannya petir lebih sering menyerang daratan daripada lautan, dari sebuah sejarah perpetiran di ceritakan bahwa sebuah kapal expedisi , tepatnya sebuah kapal layar yang terbuat dari kayu berlayar di samudra atlantik dimana mereka berlayar selama lima minggu, apakah mereka tidak tahu akan sambaran petir yang mengancam?

Sebenarnya mereka tahu akan tetapi mereka menganggap sambaran petir tidak akan membuat kapal tersebut tenggelam meskipun kayu bukan penghantar arus petir seperti sekarang ini yang terbuat dari baja dan berfungsi juga sebagai penghantar arus seperti penangkal petir , selama pelayaran tersebut 2 kali memang petir menyambar dan hanya mengakibatkan pecahnya tiang tiang layar dikapal, puing dan serpihan dan pecahan kayu inilah yang  justru mecelakai para awaknya dari semua expedisi kapal kayu yang pernah berlayar tidak satupun pernah dikabarkan hilang akibat tersambar petir.

Resiko sambaran halilintar pada kapal laut yang di takutkan bukan mengenai kapalnya tetapi sambaran langsung yang akan mengenai para awak kapal itu menjadi perhatian yang serius untuk para pemilik kapal, meskipunpenangkal petir telah ditemukan ber abad abad silam akan tetapi penangkal petir yang pas untuk kapal masih belum di temukan untunglah pada saat sekarang ini kapal banyak yang terbuat dari baja dan besi .

Hal ini sangat di untungkan dimana bila petir mengenai salah satu badan kapal arus petir tersebut akan menyebar keseluruh badan kapal dan akhirnya hilang, apalagi lambung kapal yang menyentuh air laut juga akan menyebarkan arus listrik dari petir tersebut. tetapi sayang sekarang ini banyak sekali kapal kapal yang mengecat kapalnya khususnya lambung kapal ,hal tersebut dilakukan untuk mencegah pengeroposan atau korosif badan kapal, hal ini justru menyebabkan sedikit kerugian karena aliran petir akan terhambat untuk menyebarkan arus listrik. karena hambatan inilah yang mungkin menimbulkan induksi serta percikan api yang akhirnya memicu terjadinya kebakaran seperti pada kapal tangker minyak sawit di atas.

Banyak kapal sekarang ini telah dilengkapi dengan Dissipater sejenis alat penerima petir yang berbentuk seperti sikat terpasang pada tiang tiang pada kapal yang berfungsi sebagai penangkal petir tapi menurut sebuah sumber ternama bahwa hal tersebut kurang pas, karena  Konduktor haruslah kawat tembaga diameter minimum 6mm (1/4in) atau standart yang telah di lakukan.